Wow,Pembangunan Mega Proyek Kereta Gantung di Batu Bakal di Awali Agustus 2022

Batu,Jawa Timur- Upaya untuk meningkatan perekonomian dari sektor pariwisata di Kota Batu, pembangunan kereta gantung bakal di mulai bulan Agustus mendatang, Hal ini di sampaikan Rino Lande, selaku Komisaris PT,Janaka Group Indonesia saat melakukan pendandatanganan nota kesepahaman bersama ATF,ATI dan perusahaan asal Austria ,Doppelmayr Garaventa Group,Rabu (1/6/2022) kemarin.
Rencana pembangunan kereta gantung ini,masuk dalam proyek strategis nasional yang secara regulasinya, dituangkan dalam Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur.
"Bahkan megaproyek ini sama sekali tak memiliki sangkut paut dengan RPJMD kepala daerah Kota Batu 2017-2022. Selain itu pendanaanya tidak masuk dalam anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD, tapi murni swasta dan masyarakat,"kata Rino,Kamis (2/6).
Lebih lanjut Rino mengatakan, pembangunan kereta gantung tahap permulaan sepanjang 1 kilometer diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 300-Rp 400 miliar secara bertahap.
Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan lintasannya bakal diperpanjang lagi.
"Jadi kebutuhan biaya itu dihimpun melalui investasi pihak swasta dengan porsi 50-60 persen. Selanjutnya 30 persen dari keterlibatan masyarakat Kota Batu yang dibentuk dalam sebuah badan hukum berupa koperasi maupun CV,"jelas Rino.
Dengan konsep tourism menjadikan kereta gantung ini yang pertama kali ada di Indonesia yang berdiri di kawasan pegunungan. Serta menggunakan sistem pendanaannya 100 persen dana mandiri dari pihak swasta. Pembangunan ini menjadi peluang besar memajukan wisatawan dan dampak positif pada perekonomian masyarakat.
"Kota Batu memiliki wilayah pegunungan cukup bagus dan indah. Karakter ini diyakini bisa menjadikan Kota Batu, barometer wisata di Indonesia,"ujar Rino.
"Dengan karakter yang berbeda ini bisa-bisa Kota Batu bisa nampak seperti Swiss. Kita yakin adanya pembangunan ini berdampak untuk masyarakat. Terlebih stasiun-stasiun kereta bisa dijadikan tempat promosi UMKM dan berjualan," terangnya.
Selain itu bila pembangunan itu sudah terealisasi, Kota Batu akan jadi destinasi wisata favorit di Jatim maupun Indonesia. Sebab itu, sebagai pihak swasta dirinya sangat ingin berinvestasi dalam pembangunan tersebut.
"Kita berani menaruh investasi sebesar itu bukan tanpa alasan. Sebelumnya dia sudah melihat data dan statistik kunjungan wisata di Kota Batu dua tahun lalu atau tepatnya tahun 2019. Dimana angka kunjungan wisata di Kota Batu saat ini berhasil tembus hingga 7 juta kunjungan,"ungkap Rino.
"Kami lihat konsumsi wisatawan yang datang ke Bali dalam sekali berkunjung bisa tembus sampai Rp 2-3 juta. Sedangkan kalau di Kota Batu tingkat konsumsi wisatawan bisa sampai Rp 500 ribu. Jika dihitung kunjungan wisatawan dalam satu tahun, maka hasilnya sudah triliunan. Maka dari itu, ini yang coba kami kerjakan dan kembalikan kepada masyarakat," tegasnya.
Apalagi adanya teknologi berskala internasional pasti mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pariwisata Kota Batu. Serta berimbas pada kesejahteraan masyarakat Kota Batu yang lebih baik lagi
"Adanya ruang itu pastinya bisa memberikan ruang keterlibatan dan transfer pengetahuan, ketenagakerjaan dan kepemilikan atas hadirnya kereta gantung ini," pungkasnya.(yc).