Warga RT 01 RW 02 Desa Tulungrejo "Njenang Bareng" Peringati Suro dan Tolak Bala
Warga RT 01 RW 02 Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, tetap semangat dalam menjaga Tradisi Ngudek jenang Bareng dalam rangka selamatan Bulan Suro, sebagai ucapan syukur dan memohon perlindungan dari sang pencipta di tengah pandemi Covid-19. Selain untuk memperingati Bulan Suro, juga sebagai wujud keguyuban dan kekompakan warga.

AGROPOLITAN.TV - Tradisi Njenang Bareng merupakan acara tradisi tahunan yang dilakukan warga tiap memasuki Bulan Muharram atau Bulan Suro dalam penanggalan kalender Jawa. Meski tahun ini sedikit berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2019 sebelum adanya pandemi Covid-19, Tradisi Njenang Suro yang di rangkai dengan selamatan desa dilakukan secara meriah dengan melibatkan hampir seluruh warga desa dilingkungan masing-masing. Tahun ini dilaksanakan secara terbatas sesuai dengan peraturan pemerintah PPKM level 4.
Tradisi Njenang Suro bareng tetap dilakukan dan dipertahankan oleh warga di lingkungan RT 01 RW 02 Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sebagai ucapan syukur dan memohon perlindungan dari sang pencipta di tengah pandemi Covid-19. Selain untuk memperingati Bulan Suro, juga sebagai wujud keguyuban dan kekompakan warga. Njenang Suro yang dilakukan sebagai uri-uri budaya yang sudah dilakukan bertahun-tahun ini, bukan semata untuk mengharap keselamatan, tapi warga berharap terciptanya kerukunan antar warga dan umat beragama lebih terjalin. Dalam proses pembuatan nampak warga mengaduk campuran tepung beras, tepung ketan, gula jawa, kelapa serta jahe yang dimasak dalam satu wajan raksaksa.
Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, mengatakan puluhan warga berkumpul mengaduk secara bergantian di atas 4 wajan besar berukuran 1,35 meter. Mereka membuat setengah kwintal adonan jenang. Ngudek jenang ini menjadi tradisi yang selalu dilakukan warga untuk menjaga kesatuan dan persatuan serta keguyuban di desa ini. Terpenting sebagai ucap syukur kepada sang pencipta dan memohon keselamatan, dijauhkan dari semua penyakit, terlebih di masa pandemi Covid-19. Ada yang unik dalam proses njenang bareng di lingkungan RT 01 RW 02 ini warga memanfaatkan limbah kayu apel yang sudah tua dan mati sebagai bahan bakar, agar lebih hemat dan efisien.
Tokoh masyarakat setempat, Kukuh Priadi, menjelaskan ngudek jenang yang dalam bahasa indonesia berarti mengaduk jenang merupakan tradisi masyarakat Desa Tulungrejo dahulu kala. Ada filosofi dari ngudek jenang ini, yakni seberat-berat mengaduk jenang itu, akan menjadi ringan, karena jenang itu harus dimatangkan dengan sekuat tenaga kita secara bersama, dari situlah terciptanya keguyuban.
Tradisi njenang bareng ini sendiri mendapat dukungan dan apresiasi dari wakil rakyat yang berasal dari Desa Tulungrejo, Khamim Tohari. Khamim mengapresiasi keguyuban dan kekompakan warga yang masih terjaga meski di tengah pandemi. Anggota DPRD Kota Batu ini bahkan berharap acara semacam ini bisa dikemas dengan lebih baik lagi, sehingga tidak hanya menghidupkan tradisi masyarakat, namun juga memiliki nilai jual sebagai destinasi wisata desa. Jenang yang sudah masak ini akan dibungkus dengan menggunakan bungkus daun pisang, kemudian dibagikan kepada semua warga untuk disantap bersama.
Ary Punka Aji, ATV.