Petani Apel Kota Batu Terancam Gagal Panen Akibat Cuaca

Hujan yang mulai mengguyur kawasan Kota Batu selama beberapa hari terakhir, membuat petani apel di Kota Batu khawatir. Pasalnya, sebagian bunga buah apel yang mulai bermekaran di perkebunan mulai rontok diguyur hujan. Akibatnya, petani terancam tidak panen secara maksimal bahkan bisa gagal panen secara keseluruhan.

Petani Apel Kota Batu Terancam Gagal Panen Akibat Cuaca

agropolitan.tv -Hujan yang mulai mengguyur kawasan Kota Batu selama beberapa hari terakhir, membuat petani apel di Kota Batu khawatir. Pasalnya, sebagian bunga buah apel yang mulai bermekaran di perkebunan mulai rontok diguyur hujan. Akibatnya, petani terancam tidak panen secara maksimal bahkan bisa gagal panen secara keseluruhan.

Musim hujan mungkin menjadi petaka bagi para petani apel di sentra perkebunan apel Kota Batu khususnya di desa tulungrejo kecamatan bumiaji Kota Batu .

Hal ini dikarenakan turunnya hujan yang terus menerus melanda Kota Batu, yang membuat bunga buah apel yang mulai bermekaran di perkebunan mulai rontok diguyur hujan.

Bahkan,tanaman apel baik batang maupun buah juga rawan terserang penyakit dan hama seperti kutu sisik saat musim hujan datang. Adapun jenis apel yang mudah terserang penyakit tersebut ialah apel manalagi .

Para petani memprediksi hampir 50 persen lahan apel di desa tulungrejo bumiaji akan gagal panen di tahun ini.

Selain itu, ditengah kondisi seperti sekarang ini, harga apel juga sedang anjlok di kisaran harga 10-12 ribu per kilogram. hal ini juga membuat para petani apel terancam mengalami kerugian hingga ratusan juta.

Hariyanto petani apel desa tulungrejo mengaku tahun ini kemungkinan petani apel akan gagal panen lagi, karena cuaca yang tidak bersahabat. Tahun lalu petani apel terpaksa merugi lantaran serangan angin kencang yang membuat hamper seluruh petani apel gagal panen. 

Senada Utomo satu petani apel di desa tulungrejo, utomo mengatakan apabila tahun ini memang gagal panen , kerugian yang dialami petani bisa mencapai 50 hingga 75% . mengingat para petani juga tak hanya sekali mengalami kerugian yang mencapai 75 % .

Meski begitu, para petani tetap mencoba meminimalisir kerugian dengan melakukan penyemprotan desinfektan. selain itu juga melakukan pemilahan apel yang masih layak untuk diolah menjadi keripik apel untuk pohon yang sudah berbuah. dan yang tak layak, petani terpaksa menjadikan apel busuk sebagai pupuk kompos. 

ary punka aji atv melaporkan...