Inflasi Bulan Agustus 2023 Kota Probolinggo Masih Melandai

Agropolitan.tv - Nasional

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada bulan Agustus 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm) lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,09% (mtm). Secara tahun kalender dan tahunan tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,68% (ytd) dan 3,91% (yoy).

Inflasi periode Agustus 2023 didorong oleh kenaikan harga beberapa kelompok pengeluaran dengan sumbangan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,02% (mtm); kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02% (mtm); dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya dengan andil <0,01% (mtm).

Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Probolinggo terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, cabai rawit, tahu mentah, kentang, dan cumi-cumi masing-masing dengan andil 0,23%; 0,03%; 0,02%; 0,02%; dan 0,01% (mtm). Kenaikan harga beras dan cabai rawit disebabkan oleh jumlah pasokan yang berkurang karena masa panen sudah lewat pada bulan Juli 2023.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, tempe, dan tongkol diawetkan masing-masing dengan andil -0,09%; -0,09%; -0,06%; -0,04%; dan -0,02% (mtm). Deflasi pada komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras terjadi seiring dengan terpenuhinya pasokan telur dan daging ayam ras.

Inflasi di Kota Probolinggo mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun demikian, beberapa faktor yang dapat berpotensi menjadi penyebab inflasi seperti  risiko dampak fenomena El Nino yang dapat berpengaruh pada kinerja sektor pertanian, masih perlu diwaspadai. Telah dilaksanakan rapat koordinasi TPID se-wilayah Jawa pada 23 Agustus 2023 yang bertujuan untuk merumuskan rekomendasi akselerasi pengendalian inflasi dan capaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada semester II tahun 2023. Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran            3 ± 1%.  (sfr)